Sistem kriptografi dan analisis sandi



Sistem kriptografi


Sistem kriptografi dibagi menjadi 5 bagian, diantaranya :

  1. Plaintext, merupakan pesan atau data dalam bentuk aslinya yang dapat terbaca dan dipahami,
  2. Secret key, merupakan masukan bagi algoritma enkripsi yang merupakan nilai bebas terhadap teks asli dan menentukan hasil keluaran algoritma enkripsi,
  3. Ciphertext, merupakan keluaran dari algoritma enkripsi. Dalam hal ini pesan sudah dalam bentuk tersembunyi yang sulit untuk dipahami atau memiliki makna yang bukan sebenarnya,
  4. Algoritma enkripsi, dalam hal ini memiliki 2 buah masukan yaitu plaintext dan secret key yang akan bertransformasi terhadap plaintext sehingga menghasilkan ciphertext,
  5. Algoritma dekripsi, dalam hal ini memiliki 2 buah masukan yaitu ciphertext dan secret key yang akan bertransformasi terhadap ciphertext sehingga menghasilkan plaintext dapat dipahami (apabila secret key yang digunakan sama dengan algoritma yang dipakai dalam enkripsi).

Analisis sandi

Terdapat 4 jenis analisis sandi, diantaranya :

  1. Ciphertext only attack, dalam hal ini diasumsikan pemecah kode hanya dapat mengakses jalur komunikasi publik sehingga hanya dapat mengumpulkan ciphertext yang melintas di jalur komunikasi tersebut. Pemecahan kode dalam hal ini dilakukan dengan cara menganalisis himpunan teks sandi yang dikumpulkan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memecahkan kode dengan cipher text only attack adalah brute force attack yaitu mencari secara keseluruhan terhadap nilai kunci yang mungkin dipakai oleh penyandi. Selain dengan brute force attack, pemecah kode juga dapat memakai teknik-teknik statistik (statistical attack) atau dengan pengenalan pola (pattern attack),
  2. Known plaintext attack, dalam hal ini pemecah kode memiliki sehimpunan pasangan teks asli dan teks sandi yang didapat dari kebocoran, mata-mata, ataupun dari kecelakaan. Dengan bekal itulah pemecah kode berusaha untuk membongkar kunci yang dipakai untuk enkripsi dan dekripsi pada suatu proses penyandian,
  3. Chosen plaintext attack, dalam hal ini pemecah kode dapat mengakses algoritma enkripsi melalui penyandi. Karena pemecah sandi dapat mengakses algoritma enkripsi, ia dapat memilih beberapa text asli pilihannya untuk disandi oleh penyandi untuk mendapatkan pasangan text sandinya,
  4. Chosen ciphertext attack, dalam hal ini pemecah sandi dapat mengakses algoritma dekripsi melalui penyulih sandi. Setelah menguasai penyulih sandi, ia dapat memilih beberapa teks sandi untuk diketahui pasangan teks aslinya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.